SafeNest Indonesia merupakan program Konservasi dan Pemanfaatan berkelanjutan untuk burung-burung kritis dan terancam punah di Lansekap Gunung Slamet – Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah), dan Cagar Biosfer Belambangan (Jawa Timur)
Proyek konservasi burung-burung yang terancam punah, khususnya burung kicau, di Lansekap Gunung Slamet – Dataran Tinggi Dieng hingga kawasan Cagar Biosfer Belambangan di Jawa Timur merupakan respon dari kegiatan pemanfaatan yang tidak ramah dan sudah sangat memprihatinkan. Banyak spesies endemik di dua kawasan itu kondisinya sangat kritis karena kepunahannya hanya tinggal menunggu waktu. BISA Indonesia melalui dukungan Copenhagen Zoo dan Hempel Foundation dalam hal ini menjalankan program ini di kawasan Cagar Biosfer Belambangan, tepatnya di Taman Nasional Alas Purwo dan sekitarnya dengan spesies kuncinya adalah Jalak putih-punggungabu (Acridotheres melanopterus tricilor) melalui upaya konservasi insitu dan pembinaan habitat, serta monitoring secara rutin, dan pemberdayaan masyarakat. Selain Jalak putih-punggungabu, spesies lain yang juga menjadi target untuk dilakukan upaya konservasinya di Alas Purwo adalah Cica-daun jawa, Cica-daun besar, Sikatan cacing, dan Kucica hutan “larwo”.
Tujuan Proyek, Sasaran, dan Hasil Utama
Komunitas lokal menghargai dan secara aktif mengelola populasi burung dan satwa liar lainnya secara berkelanjutan di hutan konservasi Dataran Tinggi Gunung Slamet-Dieng dan Cagar Biosfer UNESCO Belambangan, sambil menikmati kualitas hidup yang lebih baik.
Sasaran
- Populasi burung dikelola secara berkelanjutan di area proyek
- Peningkatan mata pencaharian dan apresiasi komunitas lokal terhadap burung dan keanekaragaman hayati

